Senin, 14 Oktober 2019

Pengolahan Limbah Secara Biologi


Image result for pengolahan limbah 

ABSTRAK
 Berbicara tentang limbah bukanlah masalah baru karena persoalan limbah ini merupakan implikasi dari pertumbuhan - perkembangan banyaknya rumah tangga , rumah tangga yang melakukan aktivitas industri berskala rumah tangga dan juga perusahaan penghasil produk. Biasanya hal ini dikaitkan dengan keseluruhan aktivitas rumah tangga, industri skala rumah tangga, dan proses produksi perusahaan mulai dari pasokan bahan baku, proses produksi dan produk akhir. 

         I.            PENDAHULUAN
Secara sederhana pengertian limbah adalah - setiap hal atau proses yang tidak memberikan nilai tambah pada suatu proses - apa pun yang tidak membantu menciptakan kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan.
   *      Merriam-Webster mendefinisikan pengertian limbah sebagai “refuse from places of human or animal habitation.”
   *      Kamus World Book mendefinisikan pengertian limbah sebagai “material yang tidak berguna atau berharga yang harus dibuang”.
   *      Zero Waste America mendefenisikan pengertian limbah sebagai “sumber daya yang tidak aman didaur ulang kembali ke lingkungan atau pasar.”
Semua definisi diatas bersifat luas dan lebih mencerminkan tidak mengakui limbah sebagai sebuah sumber daya. Definisi ini memperhitungkan nilai limbah sebagai sumber daya, maupun ancaman yang tidak aman jika didaur ulang yang dapat hadir untuk lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pengertian yang lebih luas menyebutkan bahwa Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. ‘Limbah’ merupakan hasil karya dari menusia sendiri. Limbah tidak ada di alam. Di alam, semuanya memiliki tujuan. Limbah diciptakan oleh manusia untuk kenyamanan dan keuntungan jangka pendek. Limbah menghasilkan konsekuensi jangka panjang yang berbahaya bagi manusia, alam, dan ekonomi (http:// arvie13.blogspot.com/2012)
Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya dan lazimnya muncul karena hasil aktivitas manusia, baik dari industri maupun dari rumah tangga . Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan juga kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan dan pengolahan terhadap limbah sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
Pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik, secara biologis dapat dilakukan dengan beberpa jenis pengolahan, yaitu aerobik, anaerobik atau gabungan beberapa proses tersebut. Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut, mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Untuk itu diperlukan upaya dengan teknologi yang sederhana, murah, mudah, tepat guna, ekonomis serta operasional dan pemeliharannya yang tidak memerlukan tenaga khusus
Limbah cair tersebut dapat berasal dari domestik dan industri. Limbah cair ini dapat diolah melalui proses tahapan yang beragam sesuai dengan kandungan polutan yang terkandung. Perbedaan kandungan polutan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.  Proses pengolahan limbah cair dapat diolah menggunakan teknologi yang dapat dilakukan secara fisika, kimia, biologi, dan gabungan ketiganya (Ayuningtyas, 2009). 

      II.            TUJUAN
Tulisan ini akan membahas proses pengolahan limbah cair secara biologis yang merupakan proses tahapan pengolahan sekunder. Pengolahan limbah cair secara biologi bertujuan untuk membersihkan zat-zat organik atau mengubah zat organik yang berbahaya tersebut menjadi bentuk yang kurang/tidak berbahaya. Dengan kata lain zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dapat digunakan kembali (Eckenfelder, 2000).

   III.            PEMBAHASAN
Di dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang mengandung polutan senyawa organik, teknologi yang digunakan sebagian besar menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan organik tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan aktifitas mikro-organisme biasa disebut dengan “Proses Biologis”. Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses biologis aeorobik biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi. Pengolahan air limbah secara bilogis secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam
        i.            Proses Aerob
Bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah dapat dipecah oleh mikroorganisme aerob menjadi bahan yang tidak mencemari, dimana pemecahan ini berlangsung dalam suasana aerob (ada Oksigen). Penggunaan tersebut antara lain untuk pertumbuhan, perbanyakan, dll. Setiap mikroorganisme dalam menjaga kelangsungan hidupnya selalu melakukan metabolisme, sehingga perlu tambahan bahan-bahan organik dan dikeluarkan atau dihasilkan CO2, H2O dan NH3 (Mardisiswoyo,P et al.1993).

·         Proses Biologis Aerob
Pada proses pengolahan air limbah dengan bakteri aerob, polutan organik, senyawa kimia lainseperti sulfida dan amonia akan diuraikan menjadi senyawa yang stabil dan aman terhadap lingkungan.Proses pengurian secara aerob ini adalah sebagai berikut:
1
 

Dari reaksi reaksi kimia tersebut diatas,oksigen diperlukan untukmenguraikan polutan danbesarnya oksigen yang diperlukan sebanding dengan jumlah organik, sulfida dan amonia yang ada dalam air limbah .Biomasa ini akan dibuang sebagai sisa lumpur yangperlu penanganan lebih lanjut.
Kelebihan dari proses aerobik adalah reaksinya berlangsung lebih cepat dibanding proses anaerobik dan dapat mendegradasi polutan organik sampai tingkat konsentrasi yangsangat rendah.
 Selain kelebihan, ada beberapa kelemahan proses pengolahan air limbah secara aerobik diantaranya:
·         Perlu banyak energi untuk suplai oksigenkedalam reaktor pengolah air limbah, biaya operasional tinggi
·         Timbul lumpur yang perlu penanganan lebihlanjut. Biaya yang diperlukan untuk penanganan lumpur cukup mahal
·         Kurang efektif diaplikasikan untuk air limbahdengan konsentrasi polutan tinggi (BOD diatas3000 mg/l)
Dalam aplikasinya di IPAL, proses pengolahan biologi aerobik dapat dilakukan dengan menempatkan atau melengketkan bakteri padasuatu media yang dikenal dengan istilah biakan melekat dan dapat dilakukan dengan mencampurkan bakteri ke dalam air limbah tanpa media yang dikenal dengan biakan tersuspensi.
Efisiensi proses IPAL biologis sangatlah ditentukan oleh jumlah bakteri yang bekerjamen degradasi polutan dalam air limbah. Pada proses biakan melekat, jumlah bakteri dikontrol melalui media. Apabila menginginkan jumlah bakteri yang banyak, maka luas permukaan media dipilih sebesar mungkin. Pada proses biakan tersuspensi, jumlah bakteri dikontrol dengan memantau dan selalu mengukur konsentrasi padatan tersuspensi dalam air limbah sehingga perlu pemantauan yang rutin
      ii.            Proses Anaerob
Proses biologi anaerob adalah cara pengolahan limbah yang sudah cukup lama dikenaldan ekonomis. Pada awal tahun 1900 proses ini sudah diaplikasikan di Inggris untuk mengolahorganic sludge(lumpur organik) yang berasal darikolam pengendap pada unit pengolahan limbah cairdomestik. Selanjutnya proses ini dikembangkan untuk mengolah berbagai jenis limbah industri,khususnya yang mempunyai kadar pencemar organic tinggi. Pada proses anaerob diperoleh hasil gasmetan melalui beberapa tahapan.
Pada prosesnya hampir semua polimer organik dapat diuraikan menjadi senyawa karbon tunggal. Tahap penguraian ini meliputi tahap pembentukan asam (acidification) dan tahap pembentukan gas metan (gasification).Proses asidifikasi dilakukan oleh kelompok bakteriacidogenik yang menghidrolisa senyawa-senyawapolimer dan mengkonversinya menjadi asam-asamorganik yang merupakan hasil antara. Kemudian bakteri metanogenik pada tahap gasifikasi akanmengubah hasil-hasil antara ini menjadimetansebagai produk akhir(Polprasert, 1989). Reaksi yang terjadi pada proses penguraianpolutan organik dalam air limbah dapat diuraikanlebih rinci sebagai berikut :
    a.       Hidrolisa dan pembentukan asam (hydrolysis &acidogenesis).
Polutan-polutan organik komplek sepertilemak, protein dan karbohidratpada kondisianaerob akan dihidrolisa oleh enzimhydrolaseseperti lipase, protease dan cellulose yang dihasilkan bakteri pada tahap pertama.Hasil hidrolisa polimer-polimer diatas adalah monomer seperti manosakarida, asam amino, peptida dan gliserin.Selanjutnya monomer-monomer ini akandiuraikan menjadi asam-asam lemak (lower fattyacids) dan gas hidrogen(Archer dan Kirsop, 1991;Barnes dan Fitzgerald, 1987; Sahm, 1984; Sterritt dan Lester, 1988; Zeikus, 1980)

    b.      Pada proses pembentukan metana
 Gas metana yang dihasilkan terutama berasal dari asam asetat, tetapi ada juga gas metana yang terbentuk dari hidrogen dan karbon dioksida. Ada dua kelompok bakteri yang berperan, yaitu bakteri metana asetoklasik dan bakteri metana pengkonsumsi hidrogen. Bakteri metana asetoklasik mengubah asam asetat menjadi karbon dioksida dan metana. Bakteri ini mampu mengontrol nilai pH proses fermentasi dengan jalan mengkonsumsi asam asetat dan membentuk CO2. Bakteri pengkonsumsi hidrogen mengubah hidrogen bersama-sama dengan karbon dioksida menjadi metana dan air. Sisa hidrogen yang tertinggal mengatur laju produksi asam total dan campuran asam yang diproduksi oleh bakteri pembentuk asam. Hidrogen juga mengendalikan laju konversi asam propionat dan asam butirat menjadi asam asetat.

iii.        PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA BIOLOGIS

    1.      Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan tersuspensi

Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah system pengolahan dengan menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro-organisme yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi didalam suatu reaktor . Beberapa contoh proses pengolahan dengan system ini antara lain : proses lumpur aktif standar/konvensional (standard activated sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi parit) dan lainnya.
Proses ini secara prinsip merupakan proses aerobik dimana senyawa organik dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomasa baru. Untuk suplay oksigen biasanya dengan menghembuskan udara secara mekanik. Sistem pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang paling umum dan telah digunakan secara luas yakni proses pengolahan dengan Sistem Lumpur Aktif (Activated Sludge Pocess).
Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif konvensional (standar) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebgai berikut. Air limbah yang berasal dari ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25 %. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan proses ini air limbah dengan konsentrasi BOD 250 -300 mg/lt dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20 -30 mg/lt. Skema proses pengolahan air limbah dengan sistem lumpur aktif standar atau konvesional


Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung kembali di bak penampung air limbah. Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang besar, sehingga tidak memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang besar. Sedangkan beberapa kelemahannya antara lain yakni kemungkinan dapat terjadi bulkingpada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar. Selain itu memerlukan ketrampilan operator yang cukup.

    2.      Reaktor Biofilter Tercelup Reaktor Bilogis
 Biakan melekat sering kali dinamakan rekator biofilter. Biofilter dengan biakan melekat tercelup adalah suatu bioreaktor dengan biakan melekat dimana mikroorganisme tumbuh dan berkembang di atas suatu media, yang dapat terbuat dari plastik atau batu, atau yang lainnya, yang mana di dalam operasinya dapat terendam di dalam air dengan membentuk suatu lapisan lendir untuk melekat di atas permukaan media tersebut, sehingga menbentuk lapisan biofilm. Biofilm tumbuh pada hampir semua permukaan di dalam suatu lingkungan perairan. Sistem biofilm ini kemudian dimanfaatkan dalam proses pengolahan air buangan untuk menurunkan kandungan senyawa organik. Biofilm merupakan lapisan yang terbentuk dari sel-sel bio solid dan material inorganik dalam bentuk polimetrik matriks yang menempel pada permukaan media (support media).
Mekanisme proses metabolisme di dalam suatu sistem biofilm yang terdiri dari media penyangga, lapisan biofilm yang melekat pada media, lapisan air limbah dan lapisan udara yang terletak di luar. Senyawa pencemar yang terletak di dalam air limbah misalnya senyawa organik (BOD, COD), ammonia, phospor dan lainnya akan terdifusi ke dalam lapisan atau film biologis yang melekat pada permukaan media. Pada saat yang bersamaan dengan menggunakan oksigen terlarut di dalam air limbah senyawa pencemar tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di dalam lapisan biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah menjadi biomassa. Suplai oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya pada sistem RBC yakni dengan cara kontak dengan udara luar, pada sistem trickling filter dengan aliran balik udara, sedangkan pada sistem biofilter tercelup dengan menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi. Jika lapisan mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar lapisan mikrobiologis akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada bagian dalam biofilm yang melekat pada medium akan berada pada kondisi anaerobik. Pada kondisi anaerobik akan terbentuk gas H2S, dan jika konsentrasi oksigen terlarut cukup besar maka gas H2S yang terbentuk tersebut akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri sulfat yang ada didalam biofilm. Selain itu pada zona aerobik nitrogen-ammonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat dan selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang terbentuk mengalami proses denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Oleh karena di dalam sistem biofilm terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang bersamaan maka dengan sistem tersebut proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih mudah. Pengolahan air limbah dengan proses biofilm mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
         Pengoperasiannya mudah
         Lumpur yang dihasilkan sedikit
         Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi.
         Tahan terhadap fluktuasi jumlah (debit) air limbah maupun fluktuasi konsentrasi.
         Pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil

    3.      Proses pengolahan air limbah secara lagoon atau kolam
Pengolahan air limbah secara lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami senyawa polutan yang daa dalam air akan terurai . Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi . Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond) . Proses dengan system lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi.










   IV.            DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, 2009. Proses Pengolahan Limbah Cair di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Laporan Khusus, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 10-11.
Barners, D., and P.A. Fitzgerald.1987. Anaerobic wastewater treatment processes,pp.57-113, in : Environmental Biotechnology,C,F. Forster and D.A.J. Wase, Eds. EllisHorwood, Chichester, U.K.
Copyright arvie13.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution http:// arvie13.blogspot.com/2012/06/ pengertian-limbah.html
Eckenfelder Jr. & Wesley W. 2000. Industrial Water Pollution Control 3th ed. Singapore: Mc Graw Hill Book Co.
Grady, C.P.L and Lim, H.C.(1980). “BiologicalWastewater Treatment”,Marcel Dekker Inc.New York
Keenan, J.D., Steiner, R. L. and Fungaroli, A.A.(1984). Landfill LeachateTreatment, WCPF,56(1): 33-39.
Metclaf And Eddy (1991) ," Waste WaterEngineering”, Mc Graw Hill.
Sterritt, R.M., and J.N. Lester. 1988.Microbiology for Environmental and PublicHealth Engineers. E.&F.N. Spon, London
Tchobanoglous, Vigil, Theisen. (1993).Integrated Solid Waste Management.McGraw-Hill, Inc. 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar